CARIAN KOD MAKANAN (HALAL/HARAM)

Jumaat, 11 Disember 2009

PENDAKWAH LAPANGAN – Pengalaman Aktivis LANDAS di Lapangan

Sumber : Utara Online

oleh LANDAS

Dalam beberapa hari ini melalui media cetak “Sinar Harian”, telah menyiarkan pendapat bekas Mufti Perlis Dr Mohd Asri Zainul Abidin, ingin melatih dan mengajak para ulama’ turun padang menyampaikan dakwah di pusat-pusat hiburan dan mendekati remaja lepak di luar sana. Banyak pihak pakat-pakat menyatakan sokongan dan batahan serta memberikan pelbagai alasan baik dan buruknya. Semua ini masih berkisar dan berlegar di lingkungan dunia fantasi, bukan di alam realiti. Masih berdebat di ruang media masa atas kertas dan media masa elektronik.

Urusetia Menangani Gejala Sosial (UNGGAS) telah menyediakan modul latihan kemahiran berkomunikasi dan berintraksi dakwah lapangan dengan melaksanakan Latihan Aktivis Dakwah Lapangan Isu-isu Sosial (LANDAS). Pihak UNGGAS juga mempunyai ramai aktivis LANDAS di seluruh negara, sering menganjurkan program realiti sebenar “Grand Design Dakwah Lapangan. Para pendakwah dan ulama’ muda juga didedahkan tentang selok-belok dakwah di lapangan dengan menampilkan konsep dakwah bersepadu, serantau dan meluas.

Pihak kami juga tidak mendapti apa-apa masalah bila berada di lokasi sedemikian. Kita hanya pendakwah untuk menyampaikan mesej dakwah semata, bukan pendakwa untuk membawa mereka di hadapan hakim untuk dihukum. Oleh sebab itu mereka di luar sana selesa kehadiran kami. Hanya takdir dan hidayah Allah saja menentukan bila mereka akan kembali ke pangkal jalan. Sekurang-kurangnya setiap patah perkataan yang kami sampaikan itu dihitung oleh Allah sebagai pahala dan ganjaranNya.

Grand Design latihan dakwah juga merupakan program melatih kemahiran berdakwah secara praktikal dan lebih banyak berada di lapangan berkomunikasi dan berintraksi dengan anak muda yang tidak berminat untuk ke masjid dan surau. Pihak kami juga secara terancang dan terfokus menyediakan penggerak dakwah mempunyai kemahiran yang telah ada komitmen dan minat serta merupakan sukarelawan dakwah lapangan.

Pihak kami juga bergerak atas tema “Berdakwah di Jalur Politik dan Berpolitik di Jalur dakwah.” Juga melihat dan merasai dari dekat situasi anak muda di luar sana dengan pendekatan yang sesuai dengan sasaran kami. Program LANDAS ini akan memberi pengalaman baru kepada para pendakwah dalam menghayati erti dakwah melalui pengalaman di lapangan dengan berintraksi terus dengan pelbagai peringkat komuniti.

Permasalahan dan Penyelesaian Dakwah

Sudah bertahun-tahun lamanya dakwah melalui ceramah dilaksanakan di zon selesa seperti di masjid, surau, dewan seminar, ceramah perdana, forum perdana, dewan kuliah dan seumpamanya, malah dakwah ini berlangsung setiap hari, namun persoalan utama yang bermain di fikiran saya ialah, komitmen umat terhadap masa depan Islam tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari masa ke semasa.

Malah, ada yang berpendapat bahawa umat Islam semakin jauh dari agamanya. Berada di lokasi mungkarat yang tidak dikunjungi oleh para pendakwah dan ulama’ menyebabkan jiwa saya semakin merekah, hati saya semakin meretak. Hal ini patut menjadi renungan kita bersama – apa yang menjadi kemandulan para pendakwah dan ulama’ untuk membiak di lapangan realiti masyarakat yang dikerumuni oleh mungkar?

Inilah yang menjadi fokus utama program “Grand Design Dakwah Lapangan bersama pendakwah dan ulama’ menjelajah di seluruh negara, melihat sendiri situasi sebenarnya. Sudah sampai masanya kita melangkah dan bertindak secara praktikal. Berada di lokasi kehidupan mereka yang tersasar dan terjebak. Mendekati mereka cara berhemah dengan penuh hikmah dan membawa mereka pulang ke pangkal jalan. Tidak timbul sesuai atau tidak di lokasi tersebut, jangan bagi pelbagai alasan sebelum beraksi. Kita terlalu banyak membuat alasan tak sesuai dan tidak boleh. Akhirnya kita hanya berbicara dalam ruang linkup zon selesa dan tidak berpijak di bumi nyata. Petah berbicara di forum perdana dan ceramah perdana.

Kegiatan untuk memperkuat komitmen aktivis LANDAS kepada gerakan dakwah lapangan seperti yang dilaksanakan oleh Urusetia Menangani Gejala Sosial (UNGGAS) ketika ini. Kami berharap dakwah yang dilakukan oleh para pendakwah dan ulama’ muda, hendaknya betul-betul dapat mencerdaskan umat serta menyejukkannya sehingga persoalan gejala sosial yang sudah sangat merosot ketika ini dapat diatasi. Saya juga mengharapkan agar organisasi-organisasi dakwah dan NGO-NGO Islam dapat bergabung dan bekerjasama yang sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Kita juga telah mengadakan bengkel pemantapan dakwah dan acara brain storming kepada aktivis dakwah dalam bentuk konsep perubahan. Kita juga perlu mengikuti langkah-langkah perubahan dengan konsep berubah dan merubah. Kita juga mengharapkan supaya gerakan dakwah bersepadu perlu perubahan, bila tidak ada perubahan berarti kematian. Oleh karena itu untuk melakukan perubahan ini perlu pencerahan seperti yang telah kami lakukan.

Selanjutnya kami mengajak para aktivis dakwah melakukan diagnosis permasalahan dakwah yang ada di seluruh Negara dengan memberikan penekanan kepada pendakwah dan ulama’ kemahiran mengenal pasati masalah gejala social. Tanpa adanya diagnosis yang secocok, kita sulit untuk mencarikan solusi untuk memecahkan permasalahan dakwah dan sasarannya.

Kita juga ingin melakukan diagnosis permasalahan dan berbagai masalah yang secara garis besarnya dikategorikan kepada dua solusi, iaitu internal dan eksternal. Permasalahan internal adalah permasalah yang terdapat pada pendakwah dan ulama yang bergerak dalam ruang fantasi, sedangkan persoalan eksternal adalah persoalan yang terdapat pada dunia realiti umat. Kita juga membicarakan pengurusan dakwah, metide dakwah, wawasan dakwah sebagai prasarat bagi pendakwah dalam berdakwah.

Di antara solusi tersebut yang terpenting adalah:

Perlu adanya Grand Design atau Rencana Strategi di lapangan yang disusun secara integral. Sudah sepatutnya dakwah divariasikan, tidak hanya terfokus kepada ceramah akan tetapi menjangkau pada penyelesaian masalah-masalah umat secara lebih kongkrit di lapangan. Sudah sampai masanya kita merobah paradigma pengembangan masjid dari pembangunan fizikal kepada pembinaan umat sebagai prioritas pendakwah perlu menyamakan visi, misi dan arah dakwah.

Pengetahuan meluas, saya namakan ‘kitab masyarakat’ penting untuk menunjang gerakan dakwah secara global. Karena umat Islam ada di mana-mana. Pengetahuan ini mendorong melakukan amar ma’ruf ‘social support’ untuk menegakkan kebenaran. Seiring dengan itu ada komitmen tegas terhadap nahi munkar, ‘social control’ menghadapi kemungkaran.

Karena secara fitrah alamiah, setiap tanah ditumbuhi tanaman khas. Pengetahuan lokal berguna memperbaiki masyarakat dengan semangat ihsan. Dengan berbekal pengetahuan-pengetahuan tersebut akan mampu membuat analisis, kemudian akan menyajikan alternatif-alternatif.

Perencanaan matang menjadikan gerakan dakwah lapangan bukan sahaja bertolak dari perkara logik (rasional) semata, selanjutnya sasaran dakwah dapat diterima oleh semua pihak. Karena dakwah bukan kerja part-time, sambilan dan sukarela bagi yang giat dan aktif saja. Tetapi harus menjadi tugas full-time dari seluruh spesialis dakwah lapangan di tengah masyarakat.

Dakwah mesti ditunjangi oleh pelbagai kepakaran di kalangan sarjana-sarjana, pedagang, birokrat, sehingga dapat disajikan sebagai suatu social action. Maka sangat diperlukan generasi murni dan meyakinkan secara rasional tentang keindahan Islam.

Memang diperlukan para ilmuan atau sarjana yang berpengalaman. Tetapi yang paling dihajatkan bukan semata mata sarjana yang “celik huruf tetapi buta masyarakat”.

Kemahiran membaca “kitab masyarakat” tidak dapat diperolehi dalam ruang kuliah dan perpustakaan semata. Karenanya, perlu berkecimpung diri di tengah-tengah masyarakat. Untuk biasa berperanan dalam menggiringi dan mengawal umat, agar turut aktif bersama-sama, dalam menghadapi setiap persoalan.

Selalu mencoba mengatasi persoalan dari kehidupan umat di pelbagai bidang. Sehingga melalui pengalaman berkecimpung dalam masyarakat itu, dapat merasakan denyut jantung umat. Lambat laun berurat di hati umat itu.

Nawaitu bekerja sebagai pendak lapangan tidak untuk mencari sukses, atau hanya asal bekerja, sudah semestinya diubah. Yang mesti ditampilkan adalah amal karya bermutu di tengah percaturan kesejagatan (globalisasi).

Bila dalam setiap pemilihan barang-barang, kita selalu cenderung untuk memilih produk berkualiti, maka sudah semestinya dalam menampilkan setiap amal-karya, ukurannya haruslah pula kepada kualiti juga.

Semakin kecil kesalahan akan semakin besar keberhasilan dalam menyampaikan risalah dakwah.

Maka tidak dapat ditolak, kemestian menggunakan semua adab-adab Islam menurut bingkai Al Quran dan Al-Hadis untuk menghadapi semua persoalan hidup manusia yang akan menjamin sukses dalam segenap perkara.

Saya berharap semua pihak tidak semudah itu melontarkan terlalu banyak pandangan negative terhadap komitmen mana-mana pihak untuk aktif berdakwah di lapangan. Juga saya berharap, jangan pula kerana kita tidak ada ruang dan peluang untuk berdakwah di masjid, surau dan tempat-tempat tertentu baru kita bersungguh-sungguh untuk turun berdakwah di lapangan.

Saya tidak nafikan niat baik mana-mana pihak untuk laksanakan gerakerja dakwah mengikuti jejah langkah Imam As-Syahid Hassan Al-Banna, turun sampaikan mesej dakwah di lapangan sehingga ke sebuah kelab malam di Iskandariah Mesir. Akihrnya kelab malam tersebut bertukar menjadi markaz dakwah dan semua pekerjanya jadi pendakwah. Apa yang saya luahkan ini berdasarkan pengalaman kami aktivis dakwah yang sedang dan telah bergerak sebagai pendakwah lapangan sudah sekian lama.

Kamaruddin bin Kassim
K/P 541224-08-5667
Penyelaras Urusetia Menangani Gejalan Sosial (UNGGAS) dan
Jurulatih Latihan Aktivis Dakwah Lapangan Isu-isu Sosial (LANDAS)
Tel: 019-5228455 / 019-4782708
Email: urusetialandas@yahoo.com
http://www.urusetialandas.blogspot.com
http://www.landaslangkawi.blogspot.com

Setelah saya membaca dan meneliti luahan komen semua pihak menyokong dan membantah, rasa tersentuh dan terpanggil juga untuk saya membuat komen dan menyatakan pengalaman saya bersama aktivis LANDAS yang telah lama turun padang menyampaikan dakwah di lokasi-lokasi lepak anak muda dan pusat-pusat hiburan yang diklasfikasi sebagai kawasan maksiat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan